Cindra, seorang tabib wanita yang menjadi permaisuri, mulai meragukan niat Kaisar yang sebenarnya hanya ingin memanfaatkan resep obatnya untuk memperkuat kekuasaan. Namun, ayahnya khawatir Cindra akan terjebak kembali dalam aturan istana yang rumit. Di sisi lain, Kaisar menunjukkan perhatiannya dengan membantu Cindra di ladang obat, menimbulkan pertanyaan apakah dia benar-benar mencintainya atau hanya berpura-pura.Akankah Cindra menyadari niat sebenarnya di balik kebaikan Kaisar?

Wabah di kota Raya akhirnya reda berkat resep obat Permaisuri Cindra yang ampuh, sementara masalah perbatasan dengan Siyong juga berakhir dengan penyerahan diri mereka. Kaisar memuji kerja keras semua pihak, termasuk Permaisuri, yang ilmunya menyelamatkan situasi genting. Persiapan upacara penobatan Permaisuri besok pun sudah selesai, meski Cindra merasa gugup.Akankah upacara penobatan Permaisuri berjalan lancar atau ada halangan yang tidak terduga?

Kaisar dan Permaisuri terlambat datang ke audiensi penting, yang membuat para pejabat menunggu dengan cemas. Sementara itu, tampak ada ketegangan di antara Kaisar dan Permaisuri, menunjukkan bahwa hubungan mereka mungkin tidak seharmonis yang terlihat.Apa yang sebenarnya terjadi antara Kaisar dan Permaisuri sehingga mereka terlambat?