
Ketika Drama Pendek Makin Berani: Kenapa Cerita Ini Bikin Penonton Ketagihan?
Belakangan ini, drama-drama pendek dengan tempo cepat dan karakter ekstrem semakin disukai penonton. Dan Putri Gila Singkirkan Putri Licik datang tepat di saat publik sedang menggemari cerita tentang kebangkitan seseorang yang selama ini dianggap “tidak berguna”. Format singkat, konflik padat, dan karakter abu-abu membuat drama ini langsung menonjol di tengah deretan konten viral lainnya.
Apa yang membuatnya berbeda? Drama ini tidak hanya mengandalkan drama keluarga—tapi juga memadukan elemen psikologis, perebutan identitas, dan permainan kecerdasan. Penonton seakan diajak melihat bagaimana seseorang yang dianggap “gila” justru memiliki kejernihan yang jauh lebih tajam dari orang-orang yang terlihat waras.
Klik untuk menonton👉:Putri Gila Singkirkan Putri Licik

Kisah yang Penuh Tikungan: Dari RSJ Hingga Perebutan Takhta Keluarga
Cerita dimulai dengan Nurin yang baru keluar dari RSJ. Saat kembali ke rumah, dia mendapati adik tirinya telah mencuri identitasnya—berperan sebagai putri keluarga kaya yang “sempurna”. Ironisnya, sang adik ternyata jauh lebih pandai berpura-pura dibanding dirinya.
Meskipun dibenci keluarga, Nurin diam-diam memainkan permainan panjang. Semua orang menganggapnya rapuh dan tidak berdaya, padahal di balik tatapan lembut itu, dia menyimpan kecerdasan yang tidak bisa diremehkan. Adaptasi dari novel FanQie ini membuat karakter-karakter tampak hidup dan emosinya terasa nyata: kebencian yang menyala, iri hati yang menebal, hingga kepura-puraan yang begitu rapi.
Dibandingkan dengan drama klasik bertema keluarga kaya, drama ini lebih berani menampilkan sisi gelap relasi saudara tiri dan manipulasi emosional. Tidak ada karakter yang sepenuhnya baik atau jahat—semua bergerak berdasarkan luka, ambisi, dan ketakutan kehilangan posisi dalam keluarga.
Nurin: “Anak Gila” yang Ternyata Paling Waras
Yang membuat drama ini terasa dekat dengan kehidupan banyak orang adalah dinamika keluarganya. Banyak masyarakat pernah melihat atau mengalami situasi di mana seseorang dengan penampilan paling tenang justru menyimpan rencana paling licik. Atau sebaliknya—orang yang tampak kacau malah yang paling jujur membaca situasi.
Nurin menggunakan kelemahan yang disematkan padanya sebagai senjata. Di balik sikapnya yang lembut dan tenang, dia memerhatikan setiap detail, setiap kedipan adik tirinya, setiap perubahan mimik keluarga yang meremehkannya. Ketika kebenaran mulai terkuak sedikit demi sedikit, penonton bisa merasakan ketegangan seperti duduk di kursi yang siap jatuh kapan saja.
Konflik antaranggota keluarga, permainan status sosial, dan rasa takut kehilangan tempat di hati orang tua—semuanya terasa sangat relevan dengan realitas hari ini.

Drama Ini Menyentuh Lebih Dalam: Tentang Luka, Identitas, dan Harga Diri
Di balik balas dendamnya, drama ini mengangkat hal-hal yang jauh lebih tajam: bagaimana seseorang memperjuangkan identitasnya yang direbut, bagaimana manusia diabaikan hanya karena label tertentu—“gila”, “tidak mampu”, “bukan anak kandung”.
Setiap tindakan Nurin memperlihatkan bahwa harga diri tidak selalu datang dari pengakuan keluarga, tetapi dari keberanian untuk menunjukkan kemampuan sebenarnya. Ketika tipu muslihat mulai runtuh, penonton merasakan gelombang emosi yang sulit dijelaskan—antara puas, terkejut, dan sedikit kasihan pada mereka yang akhirnya terungkap jahatnya.
Akhir Kata: Drama yang Tidak Sekadar Seru, tapi Juga Mengajak Merenung
Putri Gila Singkirkan Putri Licik bukan hanya tontonan penuh adu strategi; ia juga memberikan ruang bagi penonton untuk melihat betapa rumitnya hubungan keluarga dan betapa mudahnya seseorang kehilangan diri sendiri saat semua orang memutuskan untuk tidak mempercayainya.
Kalau kamu sedang mencari drama pendek yang cepat, tajam, dan penuh momen “Aha!”, maka ini adalah pilihan yang tak boleh dilewatkan.
👉 Klik untuk menonton full episode hanya di aplikasi Netshort. Unduh sekarang dan nikmati drama viral ini tanpa ketinggalan!

